Jumat, 13 November 2015, saya, William Wongso, dan Bondan Winarno mewakili komunitas Aku Cinta Masakan Indonesia menjadi pembicara di ALSA Care 2015. Dalama diskusi tersebut kami bertiga menjelaskan bagaimana kuliner sebagai bentuk budaya yang diakui di Indonesia.
Sebelum menceritakannya lebih jauh, saya mau jelaskan dulu soal ALSA. Asian Law Students’ Association (ALSA) adalah sebuah organisasi non-pemerintah, non-politik, dan non-profit, berskala internasional untuk mahasiswa hukum di seluruh Asia.
ALSA ini memiliki 15 National Chapters, dimana Indonesia merupakan salah satu dari 15 National Chapters tersebut. Dalam ALSA Indonesia sendiri, terdapat 13 Local Chapters. Adalah ALSA LC UI yang merupakan salah satu Badan Otonom (BO) di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) yang mrmiliki kontribusi kepada lingkungan sosial sekitarnya. Salah satu bentuk kontribusi ALSA LC UI terhadap lingkungan sosial ini adalah ALSA Care 2015 yang saya hadiri tersebut.
Serunya, ALSA Care tahun ini amengangkat tema tentang kepedulian terhadap kuliner khas Betawi; khususnya 5 (lima) makanan dan minuman yang kini mulai sulit dicari dan tidak banyak dikenal oleh masyarakat.
Makanan dan minuman khas Betawi yang dipilih antara lain bubur ase, ketupat babanci, kue dongkal, sengkulun, dan es selendang mayang.
Sebenarnya, Betawi dulu dikenal dengan Betawi Tengah (tengah dan kota) serta Betawi Pinggir (Betawi Ora). Masing-masing memiliki masakan khasnya tersendiri.
Betawi Tengah Pinggir punya sajian khas seperti Nasi Uduk, Soto Mi, Semur Jengkol, Sate Uli, dan Dodol. Betawi Pinggir punya sajian khas sepertI Gabus Pucung, Gabus Pecak, Sayur Besan, Semur Daging, dan Sayur Asem Bening. Sementara itu, Betawi Tengah punya sajian Sayur Asem Kuning (Tanah Abang, Mampang), Nasi Ulam (Mampang), Nasi Kebuli (Tanah Abang, Mampang, Kampung Melayu), Sop Kambing dengan Susu (Tanah Abang), dan Semur Daging Sapi (Tanah Abang, Mampang, Kampung Melayu).
Baca juga: Mengenal Gado-gado, si salad asal Indonesia
Salah satu hal yang membuat kuliner Betawi ini unik adalah adanya percampuran antar Budaya di dalamnya. Ada beberapa masakan Betawi yang dipengaruhi peranakan Tionghoa seperi Gado-gado; atau mungkin pengaruh budaya Arab seperti Nasi Kebuli.
Baca juga: Kuliner Dayak, kulit cempedak sampai umbut kelapa
Keunikan lain dari masakan Betawi adalah kreatifitas setiap makanan yang tersaji. Coba lihat betapa uniknya warna es Selendang Mayang. Kreatifitas itu pun tercermin dari cara mereka menamai makanannya. Pernah dengar Sayur Babanci, Kue Satu, dan Kue Bebacot? Unik bukan?
Beberapa kuliner yang identik dengan olahan ikan rawa dan air tawar ini juga memilki makna tradisi. Biasanya di perayaan tertentu, ada beberapa makanan Betawi yang harus disajikan seperti Sayur Besan, Roti Buaya, dan Sayur Babanci.
Keunikan inilah yang bisa jadi senjata untuk mempromosikan masakan Betawi di Indonesia maupun kancah internasional. Saya berharap agar para pelaku kuliner bisa juga mengekspos makanan Betawi. Semoga kelak makanan Betawi bisa lebih digaungkan lagi.