Afrodisiak merupakan zat yang dapat digunakan untuk merangsang daya seksual serta meningkatkan hormon testosteron pada pria. Afrodisiak berasal dari bahasa Yunani Aphrodite yang berarti Dewi Cinta. Tahukah anda, kalau beberapa tanaman obat yang tumbuh di Indonesia ada yang disebut sebagai Afrodisiak yaitu Tongkat Ali dan Purwoceng.

Salah satu hasil alam dari pegunungan Arfak yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai Afrodisiak adalah Kayu Akway. Tumbuhan endemik Papua ini, memiliki nama latin Drymis sp

Baca juga: Belimbing darah khas Kalimantan Barat

Menurut penelitian Syakir , et al (2011) mengenai “Karakterisasi Morfologi dan Penyebaran Kayu Akway (Drymis sp) di Papua Barat”, terdapat tiga jenis kayu akway pada berbagai ketinggian:

  1. Kayu akway putih (Drymis winterii)
  2. Kayu akway merah besar (Drymis piperita)
  3. Kayu akway merah kecil (Drymis beccariana)

Kayu Akway 2

Dari hasil uji coba sevara fitokimia dari ekstrak daun, kulit batang, dan akar dari ketiga spesies kayu akway ini terbukti bahwa kayu akway mengandung senyawa afrodisiak seperti saponin, alkaloid, dan steroid

Bentuk Kayu Akway seperti batang kayu manis, tetapi dengan diameter yang lebih besar. Di pasar Wosi Manokwari, saya melihat Kayu Akway dijual per 4 sampai 5 batang yang diikat dengan karet gelang.

Kayu Akway 1

Serunya, mama penjual sangat lengkap memberikan informasi sesuai leaflet. Tertulis bahwa secara tradisional kulit kayunya memang dipakai sebagai obat kuat. Hanya saja, masyarakat Papua tak jarang memanfaatkan tanaman akway untuk penyembuhan sakit pada persendian dan obat kudis. Sementara itu untuk wanita, tanaman ini bermanfaat untuk mengatur jarak kelahiran dan mengurangi rasa sakit saat haid.

Sebenarnya dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat tanaman khas Papua, Akway. Tentunya dibutuhkan pelestarian juga dengan membudidayakan agar tanaman tidak dieksploitasi terus menerus. Alam Papua sungguh kaya dengan keragaman tumbuhan, tentunya masih banyak lagi tumbuhan berkhasiat yang belum tersentuh oleh tangan manusia.

Share