IMG_2239 (Copy)

Jamu merupakan obat asli Indonesia. Pasalnya, Indonesia punya banyak sekali racikan jamu dengan ragam manfaat yang baik untuk kesehatan. Jauh sebelum mengenal obat, masyarakat Indonesia pun menggunakan jamu tradisional untuk menyembuhkan penyakit mereka.

Jamu dulu beda dengan yang sekarang. Kalau jaman dulu jamu diracik alami, kini banyak sekali jamu yang diberi tambahan bahan kimia dan obat berbahaya. Jamu-jamu ini beredar banyak di pasaran. Jangankan merasakan manfaatnya, justru jamu-jamu terlarang ini bisa membahayakan tubuh kita.

25 Maret 2017, saya diundang untuk berbicara seputar jamu di Kimiasutra Live bersama penggagas Kimiasutra yaitu Harnaz, Harry Hardianto Nazarudin, Irvan Kartawirya dan ibu Rae Hardisurya di Locarasa Kemang.

IMG_2240 (Copy)

IMG_2243 (Copy)

Di acara tersebut saya berbincang soal fakta tanaman obat, sejarah jamu, hingga bahaya obat kimia yang terkandung dalam jamu terlarang ini.

Fakta tanaman obat Indonesia

IMG_2244 (Copy)

Indonesia sebagai mega diversity country menjadi habitat 30.000 jenis tumbuhan dari total 40.000 tanaman yang dikenal di dunia. Tujuh ribu di antaranya memiliki khasiat sebagai obat; 940 jenis telah dimanfaatkan oleh masyarakat. Sementara itu, yang baru masuk di dalam materia medica Indonesia baru 120 jenis.

Dari hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2010, 59,29 % penduduk Indonesia menggunakan jamu untuk menjaga kesehatan dan pengobatan. 93,76% Menyatakan jamu memberikan manfaat bagi tubuh.

Lebih jauh lagi, data tersebut menunjukkan bahwa 49,53% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengonsumsi jamu. Dari jumlah tersebut, 4,36% minum jamu setiap hari, selebihnya mengonsumsi sesekali saja.

IMG_2242 (Copy)

Adapun berikut adalah data tambahan seputar jamu dari WHO:

  1. 80% penduduk Afrika menggunakan pengobatan tradisional
  2. Di China, 30-40% herbal dikonsumsi untuk mengobati penyakit
  3. Di San Francisco, London. dan Afrika Selatan, 75% penduduknya sekali dalam hidupnya pernah menggunakan obat tradisional
  4. Di Amerika Serikat, rekomendasi The National Institute of Health menunjukkan bahwa 75 dari 125 sekolah kedokteran memasukkan materi obat tradisional dalam kurikulum.
  5. Tantangan dalam pengembangan pemanfaatan obat tradisional menurut survey WHO di tahun 1994 adalah: kurangnya data penelitian, mekanisme kontrol yang tepat, pendidikan dan pelatihan, serta keahlian.

Asal usul jamu:

Jamu dikenal dalam bahasa Jawa Ngoko sebagai obat. Dalam bahasa Jawa Kromo jamu dikenal sebagai jampi atau usodo yang artinya penyembuhan menggunakan ramuan, doa, dan ajian. Jamu pun akhirnya dikenal sebagai obat tradisional Indonesia yang tersedia dalam bentuk seduhan, pil, maupun larutan.

Jamu dibuat dari resep turun temurun loh! Ini dibuktikan dengan adanya relief Karmawibhangga di Candi Borobudur yang terlihat seperti tradisi melulur; mengoleskan ramuan alam untuk kecantikan.

Dulu, jamu dibuat oleh ibu-ibu rumah tangga menggunakan bahan dan tumbuhan di sekitar rumah. Mereka kemudian menjadi penjual jamu gendong yang menjajakan jamu dari rumah ke rumah.

Jamu yang mereka jajakan adalahh beras kencur, pahitan, kunir asam, dan cabe puyang. Sementara itu, jamu yang dijual di pasar tradisional biasanya diramu atas permintaan pembelinya.

Saat ini jamu tidak hanya diproduksi oleh ibu-ibu penjual jamu. Ada juga Jamu yang diproduksi IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional) dan IOT (Industri Obat Tradisional). Jamu ini terbagi menjadi dua jenis yaitu oral (kaplet, kapsul, dan bubuk) serta tropikal yang terbagi menjadi berikut ini:

  • Parem: Jamu yang dibuat dari bahan alami seperti ketumbar, mungsi jawa, pulawaras, cengkeh, jinten hitam, kapulaga, bunga pala, sukmadiluwuh, widara laut, kunyit kencur, dan temulawak yang dikeringkan serta ditumbuk halus. Sebelum digunakan biasanya diberi air secukupnya.
  • Boreh: Untuk memperlancar peredaran darah. Dibuat dari tepung beras dan gandum.
  • Mangir: Untuk memutihkan kulit, mengangkat sel kulit mati, serta mencerahkan kulit. Dibuat dari rimpang temu giring dan kunyit.
  • Lulur; Membersihkan, menghaluskan, dan menyegarkan kulit. Bahan pembuatanya dari kopi. Lidah buaya, alpukat, bengkuang, teh hijau, wortel, dan minyak zaitun.
  • Tapel: Mengecilkan perut paska melahirkan. Dibuat dari jeruk lemon, daun sirih, dan temu kunci.
  • Pilis; Menjernihkan pandangan dan menghilangkan kerut. Dibuat dari daun kencur dan daun belimbing wuluh.
  • Wedhak Adhem (bedak dingin): Menyembuhkan jerawat, melindungi wajah dari efek sinar matahari, serta mendinginkan wajah. Bahannya dibuat dari sari bengkuang, mawar, umbi rumput teki, melati, dan pandan.
  • Pupur: Sediaan jamu yang digunakan untuk mempercantik wajah

Manfaat obat herbal:

Ada empat manfaat utama obat herbal:

  1. Promotif (menjaga kondisi tubuh)
  2. Preventif (mencegah sakit)
  3. Kuratif (upaya pengobatan penyakit serta menggantikan atau mendampingi penggunaan obat modern)
  4. Rehabilitatif (memulihkan kondisi tubuh)

Jamu dan obat herbal yang aman:

Obat herbal yang aman untuk dikonsumsi harusnya lulus dalam uji keamanan (safety), bermanfaat (efficacy), dan berkualitas (quality). Sayangnya, di pasaran masih banyak ditemukan jamu yang tidak aman karena mengandung bahan kimia obat. Adapun jamu yang sering ditambah dengan bahan kimia obat adalah:

  • Pelangsing
  • Peningkat stamina / obat kuat pria
  • Pegal linu / encok /rematik / asam urat
  • Kencing manis / diabetes

Sementara itu, bahan kimia yang sering ditambahkan pada jamu adalah:

  1. Asam mefenamat (jamu pegal linu dan asam urat)
  2. Prednison, Deksametason (jamu pegal linu dan asam urat)
  3. Fenilbutazon (jamu pegal linu, jamu asam urat)
  4. Sildenafil sitrat (jamu kuat pria)
  5. Sibutramin hidroklorida (jamu pelangsing)
  6. Metampiron (jamu pegal linu dan asam urat)
  7. Parasetamol (jamu pegal linu dan asam urat)
  8. Teofilin (jamu sesak napas)

Kriteria obat bahan alam:
kriteria

Daftar OHT:

lol

Daftar Fitofarmaka:
asdw

Pengembangan obat herbal tradisional:
wx

Mari kita lestarikan jamu, warisan nasional bangsa. Jayalah jamu Indonesia!

Share