Akhir April 2017 saya berkesempatan untuk kembali ke Solo. Tentunya perjalanan saya ke sana kurang lengkap tanpa icip-icip kuliner di sana. Berikut adalah enam tempat yang saya kunjungi selama perjalanan kemarin:
1. Ayam Tim Goreng Dewi Sri Bu Better
Olahan ayam di Indonesia memang banyak jenisnya, sebut saja beberapa di antaranya adalah ayam goreng lengkuas, ayam bakar, ayam bumbu bali, ayam goreng tulang lunak, ayam goreng bumbu kuning, dan lainnya.
Hampir setiap kota memiliki jagoan olahan ayam. Begitu juga di Solo, yang terkenal dengan Ayam Tim Gorengnya. Saat diberi referensi oleh sahabat saya, Kris Oliven, belum terbayang bagaimana rasa dan tampilan Ayam Tim Goreng Bu Better ini.
Lokasi kedainya di ruko, dan saat saya datang ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati makan malam. Saat pesanan tiba, ayamnya tampak kering. Tetapi jangan kecewa, dagingnya tetap moist dan rasanya gurih.
Gigitan pertama, bumbunya terasa menyerap dan dagingnya empuk. Sambal terasinya juga terasa mantap. Untuk melengkapinya, ada lalapan seperti tauge pendek, timun, kol, kacang panjang, dan kemangi. Kebayang bukan sensasi rasanya apalagi dengan sepiring nasi hangat?
Alamat:
Jl. Yosodipuro Ruko II no: 135
Mangkubumen, Banjarsari
Surakarta
2. Bestik Pak Mangun
Bestik merupakan lafal lidah Jawa untuk Bistik yang berasal dari beef steak. Bestik khas Solo ini bisa kita jumpai di warung kaki lima. Salah satu warung yang saya singgahi adalah Bestik Pak Mangun.
Bestik daging
Jika melihat menunya, ada pilihan resoles bestik, resoles kuah, resoles goreng. Sedangkan untuk bestiknya ada berbagai macam seperti bestik daging, ayam, lidah. dan udang. Oh iya, tidak lupa ada juga menu bestik galantin. Selain itu, Pak Mangun juga lebih banyak menyajikan chinese food. Rasanya menu-menu ini mengingatkan saya pada masakan mama.
Risoles di sini bukan seperti kudapan risoles, tetapi merupakan dadar telur yang digulung setelah diisi daging cincang berbumbu. Risoles ini disiram kuah manis gurih.
Risoles bestik
Rasanya? Jowo banget! Apalagi bila dipadu dengan selada hijau, kentang goreng dan wortel rebus. Coba deh Risoles Bestik jika penasaran rasanya! Sajian bestik dagingnya komplit dengan telur ceplok. Spesial, kan?
Alamat:
jl. Perintis Kemerdekaan 77
Solo
3. Soto Triwindu
Umumnya, jenis daging yang dipakai untuk Soto di Indonesia ada dua macam, ayam dan daging sapi; meskipun ada juga soto yang memakai daging kerbau dan bebek. Salah satu soto daging sapi di Solo yang patut disambagi adalah Soto Triwindu. Letaknya di belakang pasar Triwindu.
Kedainya klasik dengan meja panjang dan kursi kayu yang berjajar rapi. Meja kayunya unik karena di bagian tengah meja terdapat display kaca dengan handle bulat terbuat dari kayu.
Di sana kita bisa menemukan lauk seperti tempe, perkedel, dan tahu goreng. Rempeyek, kerupuk pun tersedia di dalam toples-toples kaca besar di atas etalase display. Di sana kita juga bisa menemukan otak goreng, babat dan usus yang juga ditawarkan sebagai lauk soto daging Triwindu.
Dalam satu mangkuk kita akan mendapatkan nasi putih, irisan daging sapi, dan kecambah lalu disiram kuah soto dan ditaburi irisan daun seledri dan bawang goreng.
Kaldu dagingnya sangat terasa, tidak heran warna kuah soto ini bening kecoklatan. Jika merasa kuah soto kurang segar, bisa kucurkan dengan jeruk nipis dan tambahkan sambal serta kecap manis. Pokoknya atur saja sesuai dengan selera kita masing-masing.
Alamat:
Jl. Teuku Umar
Keprabon
Banjarsari, Surakarta
4. Pecel Solo
Pecel, sebetulnya seperti salad-nya Indonesia karena menggunakan sayuran segar tetapi berbeda ‘dressing’ nya. Pecel memakai sambal pecel untuk dressing-nya.
Nah, Solo terkenal dengan Pecel ndeso-nya, Sambal pecelnya unik, berwarna kehitaman karena memakai wijen hitam. Pecel ini biasanya disantap dengan lauk pelengkap seperti tempe dan tahu bacem, telu ceplok, serta kerupuk gendar atau rempeyek.
Di Pecel Solo ini, saya memilih Iwak Wader dan Welut Sawah yang digoreng garing dan disantap dengan nasi merah. Sehat dan nikmat!
Alamat:
Kuliner Khas Solo
jl. Dokter Soepomo 55
Surakarta
5. Soto Gading I
Menurut saya soto merupakan ‘comfort food’. Pasalnya, soto bisa dinikmati untuk sarapan, makan siang, ataupun makan malam. Penjaja Soto pun beragam, dari kaki lima sampai restoran besar. Soto bisa dan biasa disantap semua usia dan kalangan di Indonesia.
Semangkuk Soto Gading I berisi suwiran daging ayam, soun, dan tauge pendek. Kuahnya bening, kaya rasa campuran bumbu bawang merah, bawang putih, biji pala, jahe dan kunyit. Lebih mantap dengan taburan irisan seledri dan daun bawang.
Banyak orang yang ‘memperdebatkan’ soto dengan nasi campur versus nasi dipisah. Kalau saya tim nasi dipisah, hehehe! Tidak dicampur ke dalam mangkuk soto.
Lauk favorit saya adalah tempe goreng renyah dan perkedel. Tempe goreng di sini renyah, meski potongannya tidak tipis. Buliran kedelainya juga besar-besar. Ah, pokoknya satu potong saja tidak cukup! Lauk lainnya yang menggugah selera adalah galantin, sate paru, dan telur pindang.
Sebagai catatan tambahan, saat waktunya sarapan, kedai Soto Gading I ini ramai sekali dengan pengunjung yang antri untuk mendapatkan tempat duduk. Jadi, datanglah sepagi mungkin.
Alamat:
Jl. Brigjen Sudiarto
Danukusuman, Joyosuran
PS Kliwon
Surakarta
5. Angkringan Omah Londo
Sesuai namanya, Omah Londo yang artinya Rumah Belanda, angkringan ini berada di dalam bangunan peninggalan Belanda. Makanan dan minuman yang disajikan tetap bernuansa tradisional. Hanya saja, mereka tidak menyediakan angkringan.
Di sana lidah kita akan dimanjakan dengan aneka nasi yang dibungkus daun pisang. Porsinya tidak terlalu besar dan ditata rapi di-display. Ada pula sego bandeng, sego oseng ati ampela, sego sambel pete, sego tetelan. Selain itu di Angkringan Omah Londo, kita juga bisa mencoba berbagai lauk seperti garang asem, bothok telur asin, pepes tahu, aneka gorengan, dan aneka sate seperti kerang dan sate telur puyuh. Masih banyak lauk lain yang bisa kita coba!
Sayangnya, saya tidak sempat icip aneka nasi yang menggiurkan itu, jadi saya dan teman-teman (Asti, Citra, dan Albert) memesan wedang jahe dan wedang susu.
Wedang Jahe yang terasa pedasnya itu membuat badan terasa hangat dan matapun langsung redup mengantuk. Tidak salah, saya memilih wedang jahe malam itu dan menyeruput sampai habis sambil berbincang dengan teman-teman.
Untuk kudapannya, karena sudah lumayan malam, kami pesan yang agak ringan yaitu jadah apolo dan pisang karang gesing. Jadah Apolo rupanya sangat terkenal di kota Solo. Jadah ini adalah jadah putih yang dibakar dan dalamnya diberi cokelat lalu digulung.
Sementara itu, pisang karang/ Carang Gesing adalah kudapan khas Jawa Tengah yang dibuat dari pisang, telur, santan, dan gula. Kemudian kudapan ini dibungkus dengan daun pisang lalu di kukus. Kudapan ini bisa disajikan hangat dan dingin. Penasaran kan rasanya? Jangan lupa untuk mampir ke Angkringan Omah Londo
Alamat:
Sondakan, Laweyan
Surakarta
Itu dia tempat-tempat yang saya kunjungi selama ke Solo beberapa waktu lalu. Semoga artikel ini bisa menjadi rekomendasi bagi teman-teman bila ingin wisata ke Solo. Sampai jumpa di perjalanan kuliner saya lainnya.