Sebagai salah satu kegiatan Aku Cinta Masakan Indonesia, saya, om William Wongso dan tim ACMI, 25 April 2014 lalu memberikan Culinary Sharing mengenai kuliner Sumatera di Galeri Indonesia Kaya. Dengan tema Cerita Citarasa Sumatera, saya sharing mengenai Sumatera sebagai primadona perdagangan rempah-rempah pada abad ke 16-17.
Sebelumnya saya mau bertanya, apakah teman-teman tahu bahwa pada abad ke 16-17 kapal-kapal berdatangan untuk singgah, meskipun Pelabuhan Banda Aceh termasuk pelabuhan yang sulit untuk dilabuhi? Para pedagang ini ternyata berlomba-lomba untuk mendapatkan rempah terbaik dari pulau Sumatera dan sekitarnya, juga dari kepulauan Maluku
Itulah kira-kira yang saya jelaskan, jadi buat teman-teman yang berhalangan datang, tidak ketinggalan informasi kan?
Selain itu, para peserta juga dikenali dengan bumbu-bumbu khas Aceh, misalnya U Neulheu (kelapa gongseng), asam sunti, dan daun temurui (daun kari). Ada juga Om William Wongso yang ikut bercerita mengenai keseruannya melakukan Culinary Diplomacy ke berbagai negara. Di tengah om Wiliam Wongso menjelaskan, beliau juga mengundang ibu Dewi, perwakilan dari Pemda Jambi yang membawa nasi minyak dan daging melbi. Serunya, nasi minyak ini tidak pakai santan loh, melainkan menggunakan susu! Dagingnya juga menggunakan banyak rempah, rasanya jadi seru di mulut.