Minggu pagi saya sengaja jalan-jalan ke Bogor mau cari sarapan. Perjalanannya asyik lancar karena gak macet. Ditemani dengan Mila, Ayu dan Arief, kami blusukan dulu ke pasar Surya Kencana. Tetapi karena sudah relatif agak siang yaitu jam 8 pagi, sudah banyak pedagang yang membenahi dagangannya. Ciri khas di pasar ini adalah banyak yang menjual oncom, tempe, terubuk, talas, sayuran segar dan bumbu dapur.
Menyusuri jalan Surya Kencana, kami tertarik meligat banyaknya pedagang makanan dan jajanan pasar. Kami pun belok ke jalan Rangga Gading. Pilihan kami jatuh pada Soto mie dan Lomie.
Letaknya bersebelahan dan posisinya strategis di depan rumah antik yang unik, berpintu hijau. Hal pertama kalau makan soto mie adalah nyomot risolnya. Di benak saya, kalau singgah ke Bogor itu yaa makan Soto Mie. Menikmati kuliner khas Bogor, ditemani dengan tiga teman saya: Mila, Ayu & Arif dan duduk di teras rumah antik berpintu hijau memang nikmat tiada tara.
Minumannya sehat lho, sari kacang hijau murni. Ahhh nikmatnya!
Lomie yang kami icip, rasanya cukup manis di lidah saya. Kuah nya kental campuran dari kentang dan maizena. Pelengkapnya adalah kangkung, tidak ada dagingnya. Perlu ditambah sambal dan kerupuk agar rasanya lebih meriah dan seru. Penjualnya mang Daud bercerita, sudah bertahun tahun nangkring jualan lomie di gang Ini.
Kuliner di jalan ini terkenalnya memakai nama “Kesatuan” karena lokasinya dekat dengan sekolah STIE kesatuan.
Kami berjalan menyusuri jalan Surya Kencana sambil menurunkan rasa kenyang di perut. Di sepanjang jalan ini banyak berjajar aneka gerobak, rumah makan dan jajanan kaki lima khas Bogor ada soto kuning, jahe kocok, bakso kikil, asinan, sampai cincau hijau. Kami mampir di gerobak Koh Giok penjual aneka pepes, sambal oncom, nasi bakar dan otak-otak, dan juga pepes sagu. Pak Giok yang sudah sepuh bertutur bahwa beliau berjualan pepes sejak tahun 70-an. Jika ke Bogor, jangan lupa ya mampir beli aneka pepes yang enak ini.
Kami menyempatkan juga mampir untuk membeli aneka manisan pala, mangga, juga jus sirsak di jalan surken. Manisan ini dibuat dari potongan tipis buah pala yang sudah dicampur air dan gula. Kata abangnya, tanpa gula biang! Untuk taste saya, manisan ini perlu ditambah air supaya tidak terlalu manis. Rasa asamnya bikin ingin terus menyeruput airnya. Rasa pala nya cukup terasa dan teksturnya kriuk-kriuk saat digigit.
Jalan-jalan kali ini memang sangat singkat, tapi berkesan. Penasaran dengan kuliner yang saya ceritakan? Yuk main ke Bogor!