10 Oktober 2013, saya dan tim Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) tiba di Bali untuk menakukan Culinary Sharing di The Kitchen yang merupakan bagian dari Ubud Writers and Readers Festival 2013 (UWRF) . Saya berangkat bersama tim lainnya yakni Nita, Motulz, Rahung, Putri, Paung, Mila, Ade, dan juga tentu saja om William.

Meskipun Ubud sudah tidak se sepi dahulu, tetapi Ubud tetap memberikan rasa lebih sejuk dan tenang. Sesampainya di Ubud, kami langsung mempersiapkan bahan bahan dan keperluan yang akan kami gunakan untuk acara culinary sharing.

Malamnya kami menuju Ayung Resort, Desa Melinggih Kelod, Banjar Begawan Payangan Ubud,  untuk menghadiri Media & Writers Cocktails Dinner. Suasananya seru! Pengunjung yang hadir,kebanyakan adalah orang asing. Ternyata  mereka sangat menikmati berbagai macam masakan Indonesia yang ditempatkan di gerobak gerobak cantik dalam acara tersebut. Adapun masakan Indonesia yang disajikan mulai dari soto, berbagai macam sate, sampai babi guling khas bali.

lalala

Suasana sebelum Media and Writers Dinner

Foto acara media and writers dinner (Copy)

Saya dan Nita Saat Media and Writers Dinner

Hari kedua kami di Ubud (11/1013), agenda saya , tim ACMI dan juga Dayakan Indonesia adalah mendatangi nasabah mereka yang memiliki usaha makanan berskala rumah. Pertama, saya dan teman-teman berkunjung ke pembuat kerupuk rambak ikan milik bapak Iskak Wahyudi. Usaha beliau kreatif, memanfaatkan bagian sirip ikan tuna yang tidak termanfaatkan, diolah menjadi krupuk rambak kulit ikan tuna. Rasanya? Renyah gurih!

Menjemur kulit ikan tuna (Copy)

Menjemur Kulit Ikan Tuna

Membuat dokumentasi pembuatan rambak tuna (Copy)

Membuat Dokumentasi Pembuatan Rambak Tuna

Icip rambak kulit tuna (Copy)

Icip-icip Kerupuk Rambak Kulit Tuna, Sedap!

Sekalian makan siang, saya dan tim kemudian berkunjung ke Bapak I Gede Yota yang adalah penjual ayam betutu khas Bali di daerah banjar Kwanji, Badung. Saya menemukan jenis kuliner Bali yang unik Yaitu Tum Bungkil dari Umbi Pisang Batu, warnanya kecoklatan, rasanya unik karena baru kali ini saya mencoba tum jenis ini. Konon,khasiat Tum ini adalah dapat menambah nafsu makan dan dapat hilangkan panas dalam. Setelah mengisi perut, saya mengunjungi dapur milik Pak Yota dan melihat proses pembuatan abon betutu. Kreatif memanfaatkan bahan bahan yang tersedia di dapur.

Membuat dokumentasi di dapur ayam betutu (Copy)

Membuat Dokumentasi di Dapur Ayam Betutu

Berfoto dengan bpk I Gede Yota, pemilik ayam betutu Rama (Copy)

Berfoto dengan Bapak I Gede Yota, Pemilik Ayam Betutu Rama

 

Rasanya kalau jalan-jalan bersama tim ACMI memang harus menyiapkan perut yang cukup besar. Setelah menyantap ayam betutu, kami pun berkunjung ke warung sate ikan laut. Lokasi nya cukup jauh, yaitu di daerah Karangasem, kurang lebih 1.5 – 2 jam perjalanan dari Denpasar. Usaha sate milik I Nengah Adijaya cukup menggoyang lidah, yang dijual adalah sate lilit, sate ikan, dan pepes ikan. Untuk menjalankan usaha ini, pak Nengah yang juga nelayam Ikan Tuna, Melibatkan anak-anaknya untuk membantu sepulang sekolah.

Saya, rahung dan bpk I Nengah Adijaya (Copy)

Saya, Rahung dan Bapak I Nengah Adijaya

Kipas kipas sate membantu orang tua (Copy)

Kipas-kipas Sate Membantu Orang Tua

 

Bersama pemilik wating sate ikan laut (Copy)

Bersama Pemilik Warung Sate Ikan Laut

Itu dia perjalanan saya selama dua hari di Ubud! Terima kasih kepada Djarum Foundation Bakti Pada Negeri, Dayakan Indonesia, Toyota Indonesia, dan BumiHerbal sehingga perjalanan tim ACMI dapat terlaksana.

Eits, masih ada hari ke 3 dan 4! Tunggu cerita saya di tulisan saya berikutnya yah!

 

Share