Semarang selalu punya cerita tersendiri untuk saya. Kalau ‘mudik’ ke Semarang, selain menikmati masakan rumah, saya sangat merindukan sarapan Semarangan yaitu Nasi Ayam Bu Nyoto, dan Gudeg Abimanyu.
Kali ini saya akan bercerita soal makanan yang selalu saya rindukan dari kota Semarang. Semoga catatan kuliner saya kali ini tidak membuat teman-teman jadi ikutan lapar ☺ .Berikut adalah beberapa makanan yang membuat saya kangen kalau sudah lama tidak ke Semarang:
1. Nasi ayam
Nasi ayam Semarangan mirip dengan nasi liwet solo. dengan lauk komplit suwiran ayam, telur, tahu kuning. Sajian ini lebih lengkap nikmatnya kalau nasinya diguyur kuah opor plus dimakan bersama sambal goreng labu siam dan krecek.
Karena rasanya dominan manis, saya selalu menambahkan cabe rawit yang sudah direbus terlebih dahulu dan di ulek. Oh ya, untuk teman makan, ada banyak pilihan sate yang disajikan mulai dari sate hati ampela, telur, dan usus. Yang bikin tambah seru, para pengunjung makannya tidak di piring, melainkan di pincuk alias di daun pisang.
2. Gudeg Abimanyu
Siapa bilang gudeg enak hanya bisa didapatkan di Jogjakarta? Gudeg enak pun bisa kita dapatkan di Semarang. Adalah Gudeg Abimanyu yang khas dengan nangka muda, daun singkong, sayur kol, kerecek, koyor (urat sapi) areh kental, dan telur pindangnya.
Selain selalu menggunakan nangka muda sebagai ciri khasnya, krecek di Gudeg Abimanyu juga dicampur dengan kentang dan kacang panjang. Sangat menggugah selera!
Diberi nama Gudeg Abimanyu, karena lokasinya di jalan Abimanyu VII nomer 6, dan membuka cabang di jalan Kimangun Sarkoro. Jangan lupa sempatkan mampir untuk sarapan di Gudeg yang citarasanya tidak terlalu manis, tetapi tetap gurih, dan pedas.
3. Nasi goreng babat Pak Di
Nasi goreng yang berada di daerah pecinan ini memang sangat banyak peminatnya. Tidak heran antriannya panjang karena memang semua rela menunggu demi sepiring nasi goreng babat hangat yang disajikan.
Jumlah jeroan (babat, usus, limpa dan bagian lambung sapi lainnya) yang akan disantap pun bisa kita atur dan pilih sendiri di atas tampah yang disediakan. Kita juga bisa request untuk tambah ataupun tanpa telur.
Tampilannya sangat menggiurkan, karakter nasi gorengnya oily, berminyak dan berwarna kecoklatan karena kecap manisnya. Untuk tingkas pedas, bisa sesuai permintaan, yang pasti rasa nasi goreng ini sangat pas di lidah saya dengan rasa bawang merah yang cukup terasa. Sekali makan nasi goreng babat gongso khas Semarang ini pasti teman-teman ketagihan.
4. Kudapan Tahu Pong
Satu porsi kudapan ini cukup banyak yaitu tahu pong, gimbal, tahu emplek, dan telur. Makanan ini disebut tahu pong karena tahunya kosong atau kopong.
Saat mencoba kuahnya, teman-teman pasti akan merasakan campuran petis, bawang putih, dan kecap. Cara makannya bisa dicelup ke bumbu cair tersebut atau sebagain orang juga biasanya menuangkan kuah ke dalam piring tahu pong. Keduanya sah sah saja, tergantung selera.
Jika kurang pedas, kita tinggal menambahkan ulekan cabai hijau. Jika mau ada tambahan rasa segar, tinggal tambahkan acar lobak nan asam.
Apakah seporsi tahu pong bikin kenyang? Sudah pasti! Lebih dari itu, seporsi tahu pong membuat perut bahagia. Jika perut masih muat, biasanya pengunjung bisa memesan nasi putih dengan lauk seporsi tahu pong. Tahu pong kesukaan saya, yang berada di jalan Gajah Mada.
5. Kepiting Tauco
Kepiting Tauco yang jadi favorit saya ini ada di Warung makan Roso Nyoto. Saat ke sana beberapa waktu lalu, pemilik warung tante Sri Susilowati bercerita bahwa badannya sudah lelah untuk masak dan menjual kepiting. Jadi beliau memutuskan untuk menutup warungnya per 1 Januari 2017. Sedih ya? Padahal warung ini selalu ramai.
Pegawainya dari berjumlah belasan berkurang sampai hanya tiga saja. Saya membayangkan, pastinya sangat repot melayani pembeli.jika ingin makan siang di sini. Kalau teman-teman sempat mampir, lebih baik telepon dahulu daripada kecewa kehabisan kepiting.
Saya pribadi adalah penggemar kepiting tauco warung ini. Saya selalu ketagihan dan ingin kembali untuk mencecap rasa gurih, pedas yang menari-nari di lidah.